Wakil Al-Quran dan Itrah Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam, bekerjasama dengan lembaga penyusunan dan publikasi karya Imam Khomeini (ra) akan menyelenggarakan konferensi internasional Al-Quran dan Imam Khomeini (ra) yang mengkaji topik-topik seperti pokok, dasar dan metode tafsir Al-Quran dalam perspektif Imam Khomeini (ra) dan kedudukan serta peran Al-Quran dalam pemikiran teoritis, sirah sosial dan politik Imam Khomeini (ra). Oleh karenanya, IQNA melakukan wawancara dengan pakar yang mengkaji dimensi pemikiran Qurani Imam Khomeini (ra).
Menghidupkan Ajaran-ajaran Wahyu; Asas Gerakan Revolusi Imam Khomeini (ra)
Ali Akbar Dhiya’i, Konsultan Kebudayaan Iran di Malaysia saat wawancara dengan IQNA, dengan menjelaskan bahwa penyelenggaraan konferensi Al-Quran dan Imam Khomeini (ra) sangatlah urgen, mengatakan, asas gerakan imam untuk melawan sistem tirani dan pendiri pemerintahan Islam adalah menghidupkan ajaran-ajaran wahyu.
“Beliau memiliki keyakinan kokoh bahwa Al-Quran tidak diturunkan untuk dibaca di majlis-majlis bela sungkawa saja, dan harus menyiapkan ranah untuk sebuah revolusi budaya Al-Quran yang berdasarkan ajaran-ajaran Ahlulbait (As),” tegasnya.
Konsultan Kebudayaan Iran di Malaysia menambahkan, pengulangan semua masalah pada masa yang sudah lewat kurang dari 14 dekade dari munculnya revolusi Islam merupakan hal yang penting, dimana kita harus tahu untuk apa masyarakat bangkit dengan dipimpin oleh Imam Khomeini (ra) dan apa tujuan dari semua perlawanan dan kesukaran-kesukaran tersebut dan tujuan manakah yang harus kita cari untuk di masa mendatang?
Urgensi Mengundang Tokoh-tokoh Kritikus dalam Konferensi Al-Quran dan Imam Khomeini (ra)
Dhiya’i menganjurkan kepara para penyelenggara konferensi Al-Quran dan Imam Khomeini supaya mengundang para tokoh-tokoh intelektual dunia Islam dari pelbagai tendensi dan bahkan kritikus sekalipun. “sudah sangat banyak dari para intelektual yang terpengaruh media-media Barat dan Syiah Phobia. Mendengarkan ucapan-ucapan mereka dan menjawabnya dalam pertemuan dan komite-komite khusus sangatlah penting dan harus dipersiapkan ranah untuk pemindahan pesan Imam (ra) kepada pelbagai kelompok Islam.”
“Pandangan dasar imam sangatlah kokoh dan kehadiran pelbagai tokoh dengan memiliki perspektif yang berbeda dapat dikategorikan sebagai poin kuat konferensi tersebut. Demikian juga, terjemahan-terjemahan makalah dan pelaksanaan pelbagai wawancara dengan para partisipan dan memublikasikannya di jejaring sosial juga termasuk hal-hal yang urgen dalam penyelenggaraan konferensi tersebut,” terangnya.
Konsultan Kebudayaan Iran di Malaysia dengan mengisyaratkan kedudukan ajaran-ajaran Al-Quran dalam ucapan dan perangai Imam, mengatakan, sirah perjalanan ilmiah dan praktis beliau bertopang pada masalah ini, yaitu kitab Samawi ini dapat diterapkan dalam kehidupan invididu, sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dan bahkan dalam agenda-agenda internasional dan ajaran-ajaran wahyu terealisasikan dalam seluruh dimensi kehidupan manusia, sebagai tujuan gerakan para nabi, yaitu pemuliaan manusia dan berperangai dengan akhlak Allah dan perealisasian sifat-sifat Ilahi dalam zat insani.
Dia menjelaskan bahwa perealisasian sifat-sifat ini untuk individu-individu manusia, masyarakat yang berakhlak dengan akhlak Ilahi. “Masyarakat yang tujuannya adalah berjalan menuju Allah, sudah jelas tidak akan melakukan konolialisme dan menjajah manusia tetapi akan membantu orang-orang teraniaya dunia, dengan demikian terbentuklah filsafat politik pemerintahan Islam,” tegasnya.
Pemindahan Makna-makna Al-Quran Berdasarkan Pengetahuan dan Pemahaman Masyarakat
Dhiya’i mengatakan, poin yang beliau tegaskan dalam tulisan-tulisannya adalah penurunan Al-Quran, yakni makna-makna tingginya yang memiliki batin dan pelbagai lapisan harus diturunkan supaya dapat dicerna oleh manusia dengan berdasarkan tingkat pengetahuan dan pemahaman mereka.
Dia menambahkan, riwayat “Kami utus Para nabi supaya berbicara dengan manusia sesuai dengan kadar akal-akal mereka” merupakan takbir dan penyingkapan riwayat ucapan Imam tersebut (yaitu wahyu memiliki pelbagai batin dan turun dari kedudukan aslinya dan keluar dari hati dan lisan para nabi (As) supaya dapat diketahui oleh manusia dan dapat mengamalkannya.
Konsultan Kebudayaan Iran di Malaysia menjelaskan karya-karya Imam penuh dengan ayat-ayat Al-Quran. “Al-Quran merupakan poros utama dan landasan pemikiran beliau; namun harus diketahui bahwa beliau dalam tafsir-tafsir ayat Al-Quran masuk dengan berdasarkan asas pokok ilmiah tafsir,” tegasnya.
Bersambung…